Pojok Islam - Kisah motivasi Islam berikut ini, semoga bisa jadi teladan bagi kita tentang betapa sifat iri hati dan suka berbohong akan bisa menjauhkan kita dari rahmat Allah dan kenikmatan surga yang dijanjikan-Nya.
Suatu hari, Nabi SAW sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya. Tiba-tiba beliau berkata,"Sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk ke sini."
Semua mata pun tertuju ke pintu masjid, membayangkan sosok luar biasa yang akan mereka lihat.
Beberapa saat kemudian, masuklah seseorang yang wajahnya masih basah bekas air wudhu dan tangannya menjinjing alas kaki.
Apakah keistimewaan orang ini sehingga mendapat jaminan surga? Tak seorang sahabatpun yang berani bertanya walau semua penasaran dan merindukan jawaban dari Rasulullah.
Keesokan harinya, peristiwa yang sama terulang kembali, bahkan sampai hari ketiga. Ucapan Nabi dan "si penghuni surga" dengan keadaan yang sama persis.
Abdullah bin 'Amr tidak tahan lagi, meskipun ia tidak berani bertanya dan khawatir jangan sampai ia mendapat jawaban yang tidak memuaskan.
Timbul keinginan dalam hatinya.
Didatanginya "si penghuni surga" dan berkata,"Saudaraku, aku telah berselisih faham dengan orang tuaku. Karenanya, bisakah aku menumpang menginap di rumahmu selama tiga hari?"
Didatanginya "si penghuni surga" dan berkata,"Saudaraku, aku telah berselisih faham dengan orang tuaku. Karenanya, bisakah aku menumpang menginap di rumahmu selama tiga hari?"
"Tentu..tentu."Jawab si penghuni surga.
Rupanya Abdullah bermaksud ingin melihat dan memantau secara langsung rutinitas ibadah dan keseharian "si penghuni surga" di rumahnya.
Tiga hari tiga malam ia mengamati, melihat bahkan mengintip "si penghuni surga". Tapi menurutnya tidak ada yang istimewa sama sekali.
Tidak ada ibadah khusus yang dilakukannya. Tidak ada puasa sunnah. Sholat malamnya pun biasa saja. Bahkan ia masih sempat tidur dengan nyenyaknya hingga beberapa saat sebelum fajar.
Tidak ada ibadah khusus yang dilakukannya. Tidak ada puasa sunnah. Sholat malamnya pun biasa saja. Bahkan ia masih sempat tidur dengan nyenyaknya hingga beberapa saat sebelum fajar.
Dan pada siang hari "si penghuni surga" bekerja dengan tekun. Ia pergi ke pasar, sebagaimana halnya orang lain pergi ke pasar.
"Pasti ada sesuatu yang disembunyikan atau satu hal yang belum aku lihat. Baiknya aku berterus terang saja,"demikian pikir Abdullah bin 'Amr.
"Saudaraku, apakah yang engkau perbuat atau apakah amalan khususmu sehingga engkau dijamin masuk surga?" tanya Abdullah bin 'Amr.
"Apa yang anda lihat iitulah!" jawab si penghuni surga.
Dengan kecewa Abdullah bermaksud kembali saja ke rumahnya, tapi tiba-tiba tangannya dipegang oleh si penghuni surga.
"Apa yang anda lihat, itulah yang aku lakukan, ditambah sedikit lagi, yaitu saya tidak pernah merasa iri hati dengan orang lain yang dianugerahi nikmat oleh Allah dan tidak pernah pula saya melakukan penipuan dalam segala aktifitas saya.
Dengan menundukkan kepala, Abdullah bin 'Amr pulang kerumahnya sambil berkata dalam hati,"Rupanya itulah kuncinya sehingga menjadikan dia mendapat jaminan surga."
Kisah motivasi Islam tadi terdapat dalam kitab Faid al-Nubuwwah. Dan tentunya hikmah dan pelajarannya sudah sangat jelas bagi kita sebagai kisah dan cerita teladan serta sebagai pelita hati.
Pertanyaannya,"Mampukah kita mengikuti jejaknya?"
Wallahu A'lam
