Cerita Motivasi Yang Menyentuh Hati : PENYESALAN TIADA GUNA

Pojok Islam - Cerita motivasi yang menyentuh hati berikut ini hanyalah cerita fiktif belaka, namun bisa saja ada dan terjadi di kejadian nyata dengan alur cerita dan dimensi yang mungkin sedikit berbeda.
Berikut kisahnya:

Badri adalah seorang direktur perusahaan yang sukses, sementara istrinya Lisa juga sukses menekuni usaha sebagai pemilik butik yang cukup terkenal di kotanya. Mereka berdua telah berumah tangga selama 8 tahun dan dikarunia seorang putri bernama Anisa yang kini sedang lucu-lucunya berusia 5 tahun. 


Satu malam Badri sibuk memeriksa dokumen dan berkas-berkas perusahaan yang belum rampung siang tadi, sementara istrinya telah tertidur karena kelelahan.
Tiba-tiba Anisa putrinya mendekati ayahnya sambil memegang buku cerita baru. Buku cerita bergambar peri kecil yang cantik dan imut.
"Ayah,lihat!" Anisa berusaha menarik perhatian ayahnya.
Badri melirik sebentar ke arah putrinya, tapi ucapan yang keluar hanya basa-basi,"Wah, buku cerita baru ya nak?"
"Ya, ayah." Jawab Anisa berseri-seri karena merasa ada respon dari ayahnya.
"Bacakan dong ayah!" Pinta Anisa dengan lembut.
"Waduh, ayah sibuk sekali nih, jangan sekarang ya!" Sanggah Badri dengan cepat. Lalu kembali ia mengalihkan pandangan pada tumpukan kertas di hadapannya.
Anisa bengong sejenak, tapi masih belum menyerah. kembali ia merajuk pada ayahnya,"Yah, kata ibu, ayah mau bacakan cerita ini buat Anisa."

Badri mulai agak kesal,"Anisa, ayah sibuuuk, sana suruh ibumu yang baca!"
"Ayah, ibu sudah tidur. Lihat deh, gambarnya bagus-bagus lho!"
"Ayah bilang lain kali, sana! Ayah lagi banyak kerjaan.." Badri kembali memusatkan perhatian pada dokumen-dokumen di depannya.

Menit demi menit berlalu, suasana hening dan Anisa masih berdiri terpaku di samping ayahnya.
Tiba-tiba dia memulai lagi rayuannya,"Ayah. lihat deh, gambarnya bagus-bagus!"
"...Anisa, ayah bilang lain kali..!!!" Suara Badri melengking dan membentak. Kali ini ia berhasil. Anisa kecil terkulai, matanya berkaca-kaca dan bergeser menjauhi ayahnya,"Iya, lain kali ya ayah!"
Sebelum keluar dari kamkar, ia masih sempat mendekati ayahnya. Meletakkan buku cerita di pangkuan sang ayah,"Ayah, kalau ada waktu bacakan yang keras ya, biar Anisa bisa dengar.."

Hari demi hari berlalu, tanpa terasa sudah dua minggu. Tapi buku cerita Peri kecil belum sempat juga dibacakan oleh Badri dan Lisa buat putri semata wayang mereka.

Hingga satu sore terdengar suara benturan yang cukup keras,"Braaak..!"
Para tetangga menjerit histeris, menyaksikan Anisa yang tengah berjalan mengaji ke TPQ dekat rumahnya disambar sebuah sepeda motor pemuda yang sedang mabuk.
Tubuh mungil itu terlempar dan karena kerasnya benturan di kepalanya, nyawa Anisa tidak tertolong lagi meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit.

Peristiwa itu sangat menggunacangkan hati Badri dan istrinya. Tidak ada lagi waktu buat memenuhi janji. Yang ada hanya penyesalan. Sebuah permintaan yang sangat sederhana dari putrinya tidak bisa mereka wujudkan.
Masih terngingang jelas permintaan terakhir putrinya,"Ayah, kalau ada waktu bacakan yang keras ya, biar Anisa bisa dengar.."

Sore itu, setelah semua berlalu, Badri membuka-buka buku cerita Peri Kecil. Beberapa coretan-coretan kecil menghiasi halaman demi halaman buku itu, seperti sebuah kenangan indah dari Anisa kecil.
Badri menguatkan hatinya. Matanya berkaca-kaca membuka halaman pertama dan dengan suara serak menahan pedih ia mulai membaca dan terus membaca dengan suara keras,meski berlinang air mata.
"Nak, dengarkan ayah membaca ya nak!"
Selang beberapa kata, hatinya memohon lagi,"Anisa, ayah mohon maaf ya..., ayah sayang Anisa!"
Tanpa terasa Badri bersujud, tak kuasa menahan sesal dan sedih tiada tara. Memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai dan menyayangi buah hati satu-satunya. Tapi, penyesalan tiada guna. Semua sudah terjadi.

MORAL OF THE STORY
Berilah perhatian terbaik buat orang-orang yang kita cintai walau hanya sesaat. Kesempatan memberi perhatian itu sangatlah berharga.
Lihatlah tatapan polos dan manja buah hati kita atau sorot mata teduh orang tua kita yang ingin dilayani dan ingin diberi perhatian cinta.
Jangan ditunda-tunda karena hanya ada sedikit saja kesempatan di sini dan saat ini. Mumpung mereka masih bersama-sama dengan kita.