Khutbah Jum'at : Mencontoh Kelembutan Dan Ketegasan Rasulullah SAW.


اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرً

Jamaah shalat jum’at rahimakumullâh,

Mengawali khutbah jum'at hari ini selaku khatib saya mengajak dan menyerukan kepada sekalian jamaah umumnya dan pada diri saya pribadi khususnya, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga dengan itu kita akan digolongkan sebagao orang-orang yabg beruntung di dunia, lebih-lebih di akhirat. Aamiin,.

mencontoh sikap lembut dan tegas Nabi SAW

Hadirin Jamaah Jum'at rahimakumullah

Ada sebuah ayat Al-Qur’an yang cukup menggambarkan bagaimana karakter kepemimpinan Rasulullah sebagai penyampai risalah sekaligus pemimpin. Ayat tersebut berbunyi:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ 

Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, tak tahan melihat penderitaan kalian, sangat menginginkan (keselamatan dan kebahagiaan) atas kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS at-Taubah: 128)

Rasulullah adalah orang yang sangat lembut dan penyayang. Imam Bukhâri meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata:
"Suatu ketika aku pernah berjalan bersama Rasulullah saw. Beliau saat itu memakai selendang Najran yang kasar tepinya. Tiba-tiba ada seorang Arab desa bertemu dengan beliau, lalu menarik selendang beliau dengan kuat, hingga aku melihat di bagian leher beliau ada bekas ujung selendang itu akibat kuatnya tarikan tersebut. Orang itu kemudian berkata, “Wahai Muhammad! Berikanlah kepadaku sebagian dari harta Allah yang ada padamu.” Rasulullah saw. meliriknya, lalu tersenyum dan memerintahkanku untuk memberikan sesuatu kepadanya."

Disisi lain Rasulullah sangat tegas dalam menegakkan syari’ah Allah SWT, beliau tidak berkompromi dalam masalah halal-dan haram, bahkan terhadap anak kecil, cucu beliau sendiri. Abu Hurairah r.a menceritakan bahwa Al-Hasan bin Ali, cucu Rasulullah SAW telah mengambil sebagian kurma sedekah (zakat), lalu memakannya. Maka Rasulullah bersabda:

«كِخْ كِخْ، ارْمِ بِهَا، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّا لَا نَأْكُلُ الصَّدَقَةَ؟»

“Kikh- kikh (tidak boleh, tidak boleh), buang kurma itu! Apakah engkau tidak tahu bahwa (keluarga) kita tidak boleh memakan harta sedekah (zakat).” (HR. Muslim).

Karenanya,kita tidak bisa disebut meneladani Rasulullah SAW kalau kita hanya mencontoh kelembutan beliau, namun tidak mencontoh ketegasan beliau, terlebih lagi kalau kita berlemah lembut kepada orang yang melecehkan Islam, kita baru bisa tegas dan keras kalau orang merugikan kepentingan pribadi kita. Sungguh sikap seperti ini disindir oleh Al Hâfidz Ibnu Abdil Barr kurang lebih 10 abad yang lalu dalam kitab Bahjatul Majâlis:

أَأَخِي إِنَّ مِنَ الرِّجَالِ بَهِيْمَةً – فِي صُوْرَةِ الرَّجُلِ السَّمِيْعِ الْمُبْصِرِ
فِطَنٌ لِكُلِّ مُصِيْبَةٍ فِي مَالِهِ – وَ إِذَا يُصَابُ بِدِيْنِهِ لَمْ يَشْعُرْ

"Wahai saudaraku, sesungguhnya di antara laki-laki (ada) binatang – dalam bentuk seorang laki-laki yang mendengar dan melihat.
(dia) cerdas pada setiap musibah yang menimpa hartanya – namun, jika agamanya yang ditimpa musibah ia tidak pernah merasa."

Sungguh, dalam pelaksanaan hukum-hukum Allah, Rasulullah saw bersikap sangat tegas, beliau tidak kenal kompromi, tidak memandang apakah orang lain akan menerimanya atau tidak, apakah akan populer ataukah justru akan dicaci. Rasulullah pernah marah kepada Usamah bin Zaid tatkala melobi Rasulullah untuk meringankan hukuman wanita dari kabilah Makhzumiyah yang telah mencuri. Rasulullah juga bersikap tegas dalam memerintahkan anak-anak untuk shalat, bahkan menyuruh memukul mereka ketika mereka enggan sholat padahal mereka belum baligh namun sudah berusia 10 tahun.

Rasulullah juga bersikap tegas kepada siapa saja yang melecehkan umat Islam, beliau mengusir yahudi bani Qainuqa dari Madinah dipicu oleh pelecehan mereka terhadap satu orang muslimah. Ketika musailamah yang mengaku nabi, menulis surat kepada Rasul SAW, antara lain berbunyi : “Amma ba’du, dari Musailamah utusan Allah kepada Muhammad utusan Allah. Sesungguhnya bumi ini dibagi dua; separoh untukmu dan separuh untukku.” Maka dengan tegas Beliau SAW membalas: “Amma ba’du, dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah si pendusta besar. Sesungguhnya bumi ini milik Alloh. Dia mewariskannya kepada siapapun yang Dia kehendaki.” Kemudian beliau berkata kepada utusan musailamah:

أَمَا وَ اللَّهِ لَوْلَا أَنَّ الرُّسُلَ لَا تُقْتَلُ لَضَرَبْتُ أَعْنَاقَكُمَا

Demi Allah, seandainya tidak karena para utusan itu tidak boleh dibunuh, sungguh telah kupenggal leher kalian berdua!” (HR. Abu Dawud).

Dan akhirnya, Khalifah Abu Bakar r.a kemudian berhasil menumpas Musailamah, pengikutnya banyak yang bertaubat, bahkan istrinya Musailamah akhirnya taubat menjadi muslim yang baik.

Semoga Allah memudahkan kita untuk mencontoh kelembutan sekaligus ketegasan Rasulullah SAW dan menempatkannya sesuai dengan ketentuan hukum syari’at yang Beliau SAW bawa.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad SAW), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang "(QS. Ali ‘Imran 31)

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ