Cerita Motivasi Islam : KISAH SEBATANG PENSIL


Pojok Islam - Kisah sebatang pensil ini berawal dari seorang cucu bertanya kepada neneknya yang terlihat sedang menulis sebuah surat.
"Nek, apa yang nenek tulis?” Apakah menulis kenangan bersama kakek dulu? Atau tentang pengalaman masa remaja nenek? Atau tentang aku?" Tanya si cucu sedikit bercanda.
Si Nenek hanya tersenyum mendengar pertanyaan cucunya. Aktifitas menulis pun dihentikannya lalu berkata kepada cucunya:

"Nenek sedang menulis tentang kelucuanmu waktu masih bayi dan perkembanganmu saat ini. Tapi ada satu hal yang lebih penting dari isi tulisan ini, yaitu filosofi pensil yang nenek pakai ini. Dan Nenek berharap, ketika kamu besar nanti bisa seperti pensil ini." Ujar si nenek lagi.

Sedikit heran si cucu mendengar perkataan neneknya. Dia merasa pensil yang dipegang nenek biasa-biasasaja dan tidak ada yang istimewa..
“Nek, apa yang istimewa dengan pensil itu. Perasaan biasa-biasa saja  dan sama  dengan pensil lainnya. Bahkan pensil kepunyaanku jauh lebih bagus dari pensil nenek ini.”

Si Nenek kemudian menjawab,”Itu semua tergantung cara dan sudut pandang kamu melihat sebuah pensil. Setiap pensil mempunyai prinsip dan filosofi  sama yakni ketenangan dalam menghadapi keadaan dan situasi yang akan dihadapinya."
Kemudian si Nenek mulai menjelaskan tentang prinsip apa saja yang membuat pensil selalu tenang dalam hidupnya.


Prinsip pertama:
Pensil tidak pernah lupa bahwa dalam mengisi dan mewarnai lembaran-lembaran sebuah buku, ada tangan yang selalu menuntun dan membimbingnya yakni si pemilik pensil.
Artinya : dalam setiap langkah-langkah kehidupan kita selaku makhluk, kita harus yakin ada  Allah SWT, Sang Pemilik kita yang selalu membimbing dan menuntun kita.

Prinsip ke-dua :
Saat menggunakan pensil, kita terkadang beberapa kali harus berhenti menulis lalu  menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil yang kita gunakan. Rautan ini pastinya akan membuat pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali dan warna tulisan kembali cerah dan cemerlang.
Artinya : dalam hidup ini kita harus berani dan siap menerima penderitaan dan cobaan. Karena atas penderitaan dan cobaan itulah, kita bisa  menjadi kuat dan lebih baik dari sebelumnya.

Prinsip ke-tiga:
Pensil selalu memberikan kesempatan untuk menggunakan penghapus, guna memperbaiki tulisan dan coretan yang salah.
Artinya : Selalu ada jalan untuk memperbaiki kesalahan  dalam hidup ini. Melakukan kesalahan  bukanlah hal yang buruk, jika kita segera memperbaikinya.
Sebagaimana sebuah kata-kata bijak,"Orang yang benar bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah, tapi orang yang benar adalah orang yang ketika berbuat salah ia sadar dan memperbaiki diri sehingga tetap berada pada jalur yang benar."

Prinsip ke-empat :
Pensil selalu menyadari, bahwa bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Entah berbahan kayu jati, kayu cemara, atau bahan lainnya, tetap saja akan tergerus rautan sementara yang dituju adalah arangnya yang memberi warna dan penilaian dalam setiap tulisan.
Artinya : Manusia, jangan cepat menilai seseorang dari tampilan luarnya saja, karena yang terpenting adalah bagian yang ada di dalam dadanya (keimanan dan akhlaknya).

Prinsip ke-lima:
Pensil menyadari bahwa dalam setiap langkah-langkahnya akan meninggalkan coretan-coretan yang mewarnai lembaran-lembaran buku dari halaman pertama sampai halaman berakhir.
Artinya : manusia harus selalu sadar kalau apapun dikerjakan dan  diperbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan bagi orang lain, entah itu kesan baik ataupun buruk. Oleh karena itu kita harus selalul hati-hati, mawas diri dan sadar terhadap semua tindakan dan amal kita.

Prinsip ke-enam :
Pensil selalu sadar, setelah membuat banyak coretan-catatan disetiap lembaran buku, entah coretannya baik atau buruk, suatu saat arang dalam sebuah pensil akan habis dan tidak dapat lagi digunakan.
Begitu pula kita selaku manusia, apapun yang telah kita perbuat di setiap lembar kehidupan kita, suatu saat hidup kita akan berakhir. Karenanya berusahalah  sekuat tenaga membuat tulisan-tulisan terbaik sehingga "Sang Maha Penilai" akan memberi nilai yang baik pula buat kita.

Subhaanallaah...!!