Pojok Islam - Judul artikel kali ini tentang "Betapa Berat Dan Susahnya Menjadi Ibu", bukan sebuah bentuk curhat dan bukanlah bentuk penolakan terhadap kodrat seorang wanita, serta bukan pula menyepelekan beban seorang ayah.
Betapa susahnya menjadi ibu, hanya sebagai sebuah ungkapan betapa berat dan besarnya tanggung jawab seorang ibu dalam rumah tangganya.
Banyak kita lihat di KTP tentang pekerjaan seorang istri tertulis "mengurus rumah tangga", atau ketika seorang ibu ditanya tentang profesinya kebanyakan akan menjawab,"Saya hanya ibu rumah tangga".
Kata "hanya" memiliki makna dan konotasi sesuatu yang sepele atau biasa saja. Mungkiin masyarakat kita sudah kadung salah persepsi tentang profesi "ibu rumah tangga" yang dianggap profesi wanita biasa yang tak berpendidikan. Berbeda dengan profesi "wanita karier" yang lebih terhormat, lebih bergengsi, dan lebih "berharga" dimata orang.
Padahal, seorang ibu rumah tangga yang baik adalah seorang wanita multi talenta, jenius dan mempunyai daya intelektual tinggi.
Bayangkan saja, dia adalah seorang dokter yang akan setia merawat suami atau anak-anaknya yang sakit. Dia adalah seorang akuntan yang akan mengatur keluar masuknya keuangan keluarga. Dia adalah seorang guru yang akan mendidik anak-anaknya. Dia adalah seorang arsitek yang akan menata ruangan dan perabotan sehingga rumah nyaman untuk ditempati. Dan dia adalah seorang master-chief (koki) sekaligus ahli gizi yang akan membuat masakan lezat dan sehat yang berguna bagi tumbuh kembang anak-anaknya. Bayangkan...5 kemampuan profesi paling tidak harus dimiliki oleh seorang ibu rumah tangga yang handal. Mungkin ada lagi kemampuan lain yang belum saya sebutkan..??
Pernah ada sebuah survey di Toronto Kanada terhadap 18.000 orang ibu disana. Survey tersebut mengenai daftar kegiatan dan pekerjaan mereka sehari-hari. Kemudian sebuah perusahaan standar penggajian mendeskripsikan gaji yang seharusnya diterima seorang ibu rumah tanga dalam sebulan. Jumlahnya cukup fantastis, Penghasilan yang mesti diterima seorang ibu adalah $124.000 atau setara Rp. 1.612.000.000,- per-bulan.
Mungkin jika ini diterapkan, tidak akan ada lowongan untuk Asisten Rumah Tangga. hehehe...
Tidak heran, mengapa kemudian Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengatakan bahwa ibu memiliki 3 kali keistimewaan diatas ayah. Dan dalam salah satu Firman-Nya di surat Al-Ahqaf ayat 15 secara jelas Allah menggambarkan bagaimana kesusah-payahan yang dialami seorang ibu mulai saat mengandung sampai memebesarkan anak-anaknya.
Berikut ini sebuah kisah cerita Islam teladan bagi kita semua, dimana ternyata perasaan berat dan susahnya menjadi seorang ibu, pernah pula dirasakan oleh Fathimah Az-Zahra putri Rasulullah.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits Nabi SAW. :
Pada satu hari Rasulullah mengunjungi kediaman putrinya. Beliau mendapati putrinya sedang meggiling syair (sejenis padi) sambil menangis.
Rasulullah bertanya pada putrinya,"Wahai putriku, apa yang membuat engkau menangis? Semoga Allah tidak menyebabkan matamu menangis."
"Wahai ayah, penggilingan dan urusan rumah tanggalah yang membuat saya menangis".
Diakhir hadits ini Rasulullah menasehati putrinya,"Wahai putriku, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suami dan anak-anaknya maka Allah akan menuliskan dalam tiap biji gandum itu satu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat. Perempuan mana yang berkeringat ketika menggiling gandum untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah akan menjadikan antara dirinya dan neraka 7 buah parit. Dan perempuan mana yang meminyaki dan menyisir rambut anak-anaknya dan mencuci pakaian mereka maka Allah akan mencatatkan baginya ganjaran pahala seperti memberi makan seribu orang yang lapar dan seperti memberi pakaian seribu orang yang telanjang. Dan perempuan mana yang menghalang-halangi hajat tetangganya, maka Allah akan menghalanginya dari minum telaga Kautsar pada hari kiamat."
Subhaanalloh..!!
Cinta kasih seorang ibu tak akan bisa dibayar oleh seorang anak berapapun jumlahnya, dan memang seorang ibu tidak akan meminta apapun selain kebahagiaan anak-anaknya.
Semoga dengan cerita motivasi Islam kali ini akan semakin memotivasi ibu-ibu Muslimah bahwa dengan keikhlasan yang didasari cinta kasih pada keluarganya, seorang ibu tidak akan lagi berucap,"Betapa berat dan susahnya seorang ibu", melainkan,"Betapa beruntungnya menjadi seorang ibu."
Karena pasti cinta kasih dan pengorbanan seorang ibu akan dibalas setimpal oleh Yang Maha Tahu.