Cerita Motivasi Cintailah Cintamu Sepenuh Cinta ?
Hmmm..seperti judul sinetron ya coretan cerita kali ini.
Memang topik atau cerita cinta tidak akan pernah bosan untuk dibahas dan selalu up to-date, karena cinta dan asmara memang universal, fitrah dan manusiawi.
Memang topik atau cerita cinta tidak akan pernah bosan untuk dibahas dan selalu up to-date, karena cinta dan asmara memang universal, fitrah dan manusiawi.
Betapa berbunganya hati orang yang dianugerahi rasa cinta, dan betapa hampanya hati yang kosong tanpa cinta.
Kata Bang Haji Oma Irama,”Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga, hai begitulah kata para pujangga”. Suit…suiiit
Ikhwani fillaah..
Cinta yang suci adalah salah satu manifestasi dari sentuhan Ilahi yang agung.
“Al-Waduud” (Yang Maha Mencinta) adalah salah satu sifat Allah dalam Asmaa’ul Husnaa, maka betapa Maha Indah Allah yang menganugerahkan cinta pada seluruh makhluk-Nya.
Dalam Al-Qur’an lebih kurang 22 kali kata cinta disebutkan Allah, baik dari akar kata hubb maupun waduud yang subjeknya adalah Allah. Namun, tentu berbeda sekali jika kita bandingkan cinta yang dinisbatkan kepada Allah dan cinta yang dinisbatkan kepada makhluk.
Jika cinta makhluk berkaitan erat dengan masalah perasaan dan kebutuhan pada obyek yang dicintainya, maka cinta Allah adalah pada tataran memberikan rahmat dan memberikan balasan pahala bagi makhluk yang dicintai-Nya. Beda khan..??
Meski cinta adalah fitrah dan pada dasarnya suci, namun cinta yang tumbuh dari perasaan harus diwaspadai, karena bisa jadi merupakan pintu utama bagi syetan untuk masuk lebih jauh menjadikannya sarana dan perangkap menggoda manusia. Kenyataannya banyak manusia yang menjadikan cinta sebagai alasan pembenaran untuk melampiaskan nafsu syahwatnya.
Karena pada dasarnya cinta adalah anugerah yang suci, maka berusahalah untuk mencintai “cintamu” dengan cinta yang benar, artinya cinta pada “cintamu” harus dipelihara sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah dan tuntunan agama Islam agar tidak jadi boomerang. Cintailah cintamu sepenuh cinta sesuai tuntunan Sang Maha Mencinta.
Bukankah Allah telah memasukkan kata cinta dalam salah satu “asma”-Nya?. Jika kita sadari itu, maka hanya orang bodoh sajalah yang akan mempermainkan dan menodai makna cinta.
Ikhwanii fillaah…
Cinta adalah modal menjalani setiap hal.
• Jika cinta kepada Allah SWT, maka beribadah tidak akan terasa berat.
• Jika cinta pada Rasulullah, memperbanyak ber-sholawat padanya terasa ringan.
• Jika cinta pada profesi, tentu akan kita kerjakan dengan sepenuh hati.
• Seorang suami tidak akan mudah menyakiti istrinya jika dia cinta, sebaliknya seorang istri tidak akan gampang berkhianat pada suaminya jika memang cintanya tulus dan suci.
Mempergauli istri dengan baik dan mendampingi suami dengan setia, itulah yang seharusnya dilakukan jika kita merasa mencintai pasangan kita masing-masing.
Bagi suami, mencari nafkah yang halal dan dengan etos kerja tinggi akan dilakukan untuk anak istri yang menjadi tanggungannya.
Bagi istri, melayani keluarga dengan sebaik-baiknya dan menghindari segala macam bujuk rayuan orang lain adalah bukti kecintaan pada orang yang dicintainya.
Cinta hanya jadi cerita di bibir saja, jika tidak dibuktikan dengan aksi dan tindakan nyata.
Cinta adalah bukti nyata yang akan memberikan manfaat dan kedamaian bagi orang lain. Jika itu bisa kita lakukan, maka dunia ini laksana surga saja.
Sehingga sangat tepat jika Nabi SAW bersabda,”Rumahku adalah surgaku”.
Semoga kita bisa mewujudkan “surga itu” dalam kisah dan cerita keluarga dan kita masing-masing dengan mencintai Allah, Rasulullah dan mencintai orang-orang yang kita cinta dengan sepenuh cinta.
Semoga cerita ini bisa menambah motivasi kita berbuat yang terbaik untuk pasangan kita. Aamiin.
Semoga cerita ini bisa menambah motivasi kita berbuat yang terbaik untuk pasangan kita. Aamiin.