Suatu ketika Abdullah bin Mas’ud memanjat pohon siwak, dan saat angin yang agak kencang tertiup terjatuhlah Abdullah sampai terguling-guling di padang gurun. Betisnya yang kecil tersingkap hingga membuat sahabat lain tertawa.
Mendengar sahabat tertawa, Rasulullah SAW bersabda,”Kalian tertawakan betis Ibnu Mas’ud..? Sesungguhnya kedua betisnya di sisi Allah lebih berat timbangannya dari Gunung Uhud”.
Dalam riwayat lain,”Apa yang kalian tertawakan..? Sungguh kaki Abdullah bin Mas’ud lebih berat timbangannya pada hari kiamat dari siapapun”. (HR. Ahmad, Ibnu Sa’ad dan Abu Na’im)
Ikhwanii fillaah…!!!
Ya, semua kita mungkin pernah saja melukai hati teman kita entah disengaja atau tidak, pas bicara serius atau bercanda dan bersenda gurau.
Hal ini acap kali terjadi dan sering kita lupakan. Bagaimana candaan kita kadang tanpa terasa melukai teman maupun lawan bicara kita hanya karena kita tidak memperhatikan mood (suasana hati) teman kita saat itu.
Memang betul bahwa bercanda boleh saja karena bisa mencairkan suasana yang beku, sebagaimana seorang sahabat bernama Sa’id bin Al-‘Ash pernah berkata:
“Kurang bercanda membuat orang yang ramah akan berpaling darimu, dan sahabat-sahabatpun akan menjauhimu”.
Namun canda juga bisa berakibat negatif jika candaan kita berlebihan, melampaui batas serta keluar dari aturan agama. Jadi, bercanda boleh asal tidak melampui batas karena Allah SWT. tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Allah SWT berfirman :
وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ
Artinya:”Dan sesungguhnya Dia yang membuat orang tertawa dan menangis”.(QS An-Najm : 43)
Pendapat Ibnu Abbas ra. terkait ayat ini mengatakan bahwa canda dengan sesuatu yang baik adalah mubah (boleh). Rasulullah-pun sesekali bercanda namun perlu digaris bawahi bahwa Rasulullah tidak pernah berkata kecuali dengan perkataan yang benar.
Sedang perndapat Imam Ibnu Hajar al-Atsqalany tentang ayat tersebut, bahwa Allah menciptakan tawa dan tangis dalam diri manusia. Karenanya silahkan kita tertawa dan menangis namun harus sesuai dengan aturan Islam yakni sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya.
Nah, bagaimanakah aturan Islam tentang etika bercanda..???
Berikut ini sedikit penjelasannya :
1. Tidak menjadikan simbol-simbol Islam sebagai bahan guyonan.
Firman Allah SWT.:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
Artinya :”Dan jika kamu tanyakan pada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab,”Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain- main saja”. Katakanlah,”Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At_Taubah:65)
2. Tidak menjadikan kebohongan dan mengada-ada sebagai bahan untuk membuat orang tertawa.
Rasulullah bersabda,”Celakalah bagi orang yang berkata dengan dusta untuk menjadikan orang lain tertawa. Celakalah dia, celakalah dia”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Hakim)
3. Canda tidak mengandung perkataan yang meremehkan maupun merendahkan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda,”Cukuplah keburukan bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama Muslim”. (HR. Muslim)
4. Untuk hal yang serius jangan bergurau, serta jangan tertawa untuk hal yang seharusnya menangis
5. Dan jangan bercanda melewati batas.
Sabda Nabi SAW :”Jangan kamu banyak tertawa, karena banyak tertawa itu bisa mematikan hati”.
Sahabat Ali bin Abi Thalib juga pernah berkata,”Berilah canda pada perkataan seperti kalian memberi garam dalam setiap masakan”.
Nah, itu beberapa hal yang mungkin perlu kita perhatikan berkenaan dengan etika dalam berbicara dan bercanda. Intinya adalah bagaimana kita bisa menjaga lisan kita, karena sebagaimana Nabi katakan,”Lisan/lidah itu seperti pisau”. Kesimpulannya adalah bercanda boleh saja, asal kita bisa menjaga lisan sebab lisan di satu sisi bisa menyayat dan melukai orang lain, namun di satu sisi bisa melukai diri sendiri.
Semoga bermanfaat..!!!