Pojok Islam - Cerita motivasi hidup "Banyak Jalan Menuju Mekkah", sengaja saya pakai sebagai tema tulisan saya kali ini. Mudahan-mudahan coretan tangan dan buah pikiran saya kali ini bisa menjadi motivasi hidup bagi kita semua dalam rangka berlomba-lomba dalam syiar Islam lewat potensi dan bidang kita masing-masing.
Bagaimana pendapat anda jika saya katakan Banyak jalan menuju Makkah?
Tapi kita selaku orang Islam, kira-kira apa urgensi kita berkhayal dan berfantasi bisa terbang ke Roma. Mau ke Vatikan lihat katedaral megah? Ke Menara Pisa? Ke Milan, atau lihat stadion-stadion bola yang super wah?
Bukankah lebih afdhol jika kita berkeinginan dan berusaha semampu kita untuk bisa ke Mekkah, tempat dimana setiap orang Muslim menyempurnakan rukun Islamnya sekaligus bisa berziarah ke Makam kekasih kita, al-Musthofaa Muhammad SAW.
Ada baiknya kita revisi lagi-lah pepatah “Banyak jalan menuju Roma” tadi.
“Banyak jalan menuju Mekkah” dalam hal melanjutkan dakwah Nabi SAW.
Selama ini tugas melanjutkan dakwah Nabi seolah hanya kita bebankan kepada para Muballigh/da’i, Ulama dan Umana’ (para penerima amanah) saja.
Padahal pada dasarnya kita semua selaku Muslim mempunyai beban dan tanggung jawab yang sama dalam hal ini. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan posisi serta porsi kita masing-masing.
Rasulullah SAW bersabda :
“Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya adalah seperti kaum yang menumpang kapal. Sebagian dari mereka berada di bagian atas dan yang lain berada di bagian bawah. Jika orang-orang yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atasnya. Lalu mereka berkata: ‘Andai saja kami lubangi (kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak akan menyakiti orang-orang yang berada di atas kami’. Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal mereka tidak menghendaki), akan binasalah seluruhnya. Dan jika dikehendaki dari tangan mereka keselamatan, maka akan selamatlah semuanya”. (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW mengibaratkan aktivitas dakwah sebagai “orang yang mencegah orang lain melubangi kapal bagian bawah untuk menghilangkan rasa hausnya sendiri, sebab jika itu dibiarkan niscaya akan membahayakan penumpang kapal secara keseluruhan”.
Dan dari hadits ini kita bisa menyimpulkan, bahwa dakwah adalah aktivitas yang sangat urgen untuk menyelamatkan kehidupan umat manusia dari kehancuran dan kenistaan. Lebih dari itu, dakwah tidak hanya menyelamatkan orang-orang yang melakukan maksiat saja, akan tetapi juga akan menghindarkan seluruh ummat manusia dari dampak buruk akibat kemaksiatan dan kedzaliman.
Sejarah Islam bagaimana kiprah Rasulullah SAW berjuang menegakkan dakwah Islam ditanah Arab yang mungkin telah banyak pula kita dengar dalam Kisah Nabi lewat para ulama'maupun da'i.
Satu hal yang tidak bisa kita kesampingkan bahwa salah satu kunci kesuksesan beliau menyampaikan risalah adalah:”Karena bersatu padunya para sahabat dalam membantu perjuangan beliau, yang meskipun mereka mempunyai profesi dan back-ground yang berbeda-beda tapi punya misi dan tujuan sama yakni demi menegakkan kalimat Allah”.
Sahabat Abu Bakar as-Shiddiq seorang cendekiawan yang bijak, Sahabat Umar bin Khattab seorang Jenderal perang dan imam, Sahabat Utsman bin Affan seorang hartawan yang dermawan serta Sahabat Ali bin Abi Thalib pemuda yang energik dan mobile. Dan juga sahabat-sahabat lainnya dari kalangan Muhajirin dan Anshor.
Meski mereka memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda tapi ketika diseru untuk berjuang membela agama Allah, mereka akan all-out (berjuang habis-habisan) lewat apa yang mereka miliki dan yang bisa dikerjakan.
Semoga tulisan singkat ini, mampu memberi kita sebuah spirit baru, bahwa untuk berjuang dalam dakwah maupun berjuang demi bangsa, tidak ada istilah dan alasan bahwa dakwah “bukan bidang saya atau bukan tanggung jawab saya”.
Semua bisa berjuang lewat cara-cara yang ma'ruf dan pasti semua akan dinilai oleh-Nya.
Selamat berjuang dan ”Banyak jalan menuju Makkah”.