Pojok Islam - Seorang remaja Muslimah untuk pertama kalinya mengikuti kontes Miss Minnesota, Amerika Serikat (AS). Remaja bernama Halima Aden yang tanpa ragu-ragu menampakkan identitas ke-Islamannya dengan menggunakan hijab serta burkini saat berkompetisi di ajang kecantikan negara Paman Sam tersebut.
Halima Aden kini sedang hangat diperbincangkan setelah masuk sebagai 15 semifinalis dari 45 peserta Miss Minnesota USA. Halima disebut-sebut berhasil mencetak sejarah karena menjadi wanita berhijab pertama berdarah Somalia-Amerika pertama yang berpartisipasi dalam kontes kecantikan tahunan tersebut. Tak hanya itu, Halima juga menjadi hijabers pertama yang memamerkan burkini (busana renang tertutup) di Miss Minnesota USA.
Halima berhasil maju sampai babak semifinal namun tidak lolos hingga tahap akhir. Meski demikian, prestasinya bisa melaju ke semifinal membuat banyak orang memperbincangkannya. Hijabers berkulit gelap itu memiliki wajah yang manis dan porsi tubuh tidak terlalu gemuk.
Dengan prestasinya masuk semifinal itu, Halima berharap partisipasinya ini dapat memberi inspirasi bagi Muslimah lainnya di seluruh dunia agar tidak ragu menunjukkan identitas mereka.
Halima suka mengenakan kerudung warna hitam. Begitu pula saat tampil di panggung Miss Minnesota USA, ia mengenakan pakaian serba hitam lengkap hingga kerudungnya. Wanita yang berdomisili di St. Cloud itu mengenakan abaya bermotif untuk menyemarakkan penampilan. Halima menuturkan ikut kontes kecantikan ini untuk bisa meredakan stereotipe tentang Islam.
"Kontes ini tidak hanya berbicara soal kecantikan. Tapi bagaimana kita menjadi percaya diri. Aku tidak pernah berpikir aku akan berpartisipasi dalam kontes ini tapi sekarang aku bisa. Ini menjadi platform yang besar untuk menunjukkan ke dunia siapa aku," papar Halima.
"Banyak orang yang berpikir kami akan gagal karena kecantikan tak terlihat dengan pakaian yang tertutup. padahal, tidak demikian adanya," ujarnya kemudian.
Perempuan keturunan Somalia itu mengatakan setiap orang pasti memiliki kelebihan. Bagi dirinya, hal itu bisa didapat dari hal selain tampil dengan pakaian terbuka, seperti melakukan banyak hal positif untuk banyak orang.
Halima pernah menjadi korban bullying karena berhijab. Belum lagi banyaknya pesan kebencian terhadap umat Islam di Minnesota sejak Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS awal bulan ini. Meski demikian, Halima mengaku tidak gentar untuk tetap mengikuti kontes Miss Minnesota USA. Ia tidak berpikir tentang Trump ketika mengikuti kontes tersebut. Ia menuturkan kalau kontes ini digelar pada waktu yang tepat, ketika komunitasnya butuh representasi positif terlepas dari retorika pemilu.
"Apa yang aku lakukan hanya untuk memberikan perspektif berbeda. Ini adalah aksi kecil tapi aku merasa bisa mempunyai gelar Miss Minnesota USA walaupun Anda seorang Somalia-Amerika, wanita muslim, dan aku pikir ini akan membuka mata masyarakat," pungkasnya.
"Aku harus membuka mata dan pikiran orang lain agar tidak hanya menilai dari pakaian, namun juga banyak hal lain yang saya selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik," jelas Aden.
Menurut wakil penyelenggara Miss Minnesota, Denise Wallace keputusan Aden untuk mengenakan hijab dan burkini dalam kontes ini sangat tepat. Hal ini mengajarkan kepada banyak perempuan lainnya agar tidak takut tampil berbeda.
"Saya pikir Aden mengajarkan banyak perempuan lain agar tidak takut menunjukkan diri mereka meski dirasa berbeda dan apapun itu," jelas Wallace.
Semoga banyak lagi Halima-Halima lain yang tumbuh dan menjadi penguat Islam di Amerika Serikat. Aamiin (Diambil : dari berbagai sumber )


