Kisah Pilu: Merantau Jadi TKW, Malah Kehilangan Satu Ginjalnya

Pojok Islam – Kisah pilu ini disampaikan langsung oleh  Sri Rabitah, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lombok Timur – NTB. Berkeinginan mengadu nasib di negeri orang dengan harapan bisa pulang dengan membawa pundi-pundi rupiah demi masa depan dirinya dan keluarga, malah ia kehilangan ginjalnya saat bekerja di Qatar. 
Masih terdengar lemas suaranya saat berbincang-bincang. Ia kini tengah menanti proses operasi pengangkatan slang dari dalam tubuhnya. Operasi tersebut rencananya akan dilakukan pada Kamis (2/3) mendatang di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (27/2/2017), perempuan berusia 24 tahun itu mengatakan sudah ada pihak yang mendatangi dirinya untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya. 

"Sudah ada tadi dari kantor Bupati Lombok Utara," ungkap Sri. 

Lika-liku cerita Sri Rabitah yang mencari rezeki di negeri orang memang terdengar miris. Awalnya ia dijanjikan oleh seseorang untuk bekerja ke Abu Dhabi. Dengan kemampuan financial seadanya yang dimilikinya, Sri memnuhi persyaratan yang diminta. 
Lalu, dari tempat tinggalnya di Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kayangan, Lombok Utara, Sri diberangkatkan ke Jakarta Timur. Selama empat bulan ia tinggal di perusahaan bernama PT. Falah Rima Hudaity. 

Hingga saat yang dijanjikan  tiba, Sri tak pernah sama sekali menginjakkan kaki di Abu Dhabi.
 Ia malah dikirim ke Doha, Qatar pada 2014 silam. Ia pun bekerja pada seorang majikan yang berasal dari Palestina. Kisah pilu Sri pun bermula. 

"Majikan saya orang Palestina, Madam Gada namanya. Yang laki-laki namanya Ahmad," kata Sri saat berbincang dengan detikcom, Minggu (26/2/2017). 

Saat sepekan bekerja di Madam Gada, ia dititipkan ke rumah ibu Madam Gada. Seorang kolega dari ibu Madam Gada mengatakan Sri akan pergi untuk memeriksakan kesehatan. 

Sri pun diantar ke rumah sakit. Selama perjalanan, ia tidak mengetahui akan menuju ke rumah sakit mana dan tindakan pemeriksaan apa yang dilakukan. Begitu sampai, infus pun sudah terpasang di lengannya. 

"Tanpa permisi, tangan saya tiba-tiba diinfus. Ini tumben pergi medikal (pemeriksaan, red) kok diinfus? “
Kata dokter, kondisi saya sedang lemah. Dia meminta saya untuk rileks dan slow saja," kata Sri.

Saat jarum infus menancap, Sri tak sadarkan diri dan kemudian tertidur. Begitu bangun, ia melihat sudah ada goresan pisau di perut kanan. Ia juga merasa sakit di pinggang sebelah kanan. 

Hanya sebulan ia tinggal di Qatar. Begitu ia pulang ke Indonesia, sakit di bagian pinggang tak kunjung sembuh. Barulah ia menyadari ada yang janggal pasca 'pemeriksaan medikal' yang terjadi di Doha. Ia pernah berada di meja operasi. Tiga tahun sudah ia merasakan sakit di pinggang kanan. Sri pun memeriksakan kondisinya ke RSUD Tanjung, Lombok Utara. Usai dirontgen, hasilnya membuat dirinya tercengang dan tidak percaya. Ginjalnya hilang satu. Ia pun harus memasang slang sebagai pengganti ginjal kanan. 

"Saya nggak ada harapan untuk kerja lagi. Cuma melanjutkan pengobatan saja sekarang. Kalau saya bekerja sudah sulit dengan satu ginjal," ucap Sri dengan nada suara pelan. 

Sri berharap agar tidak ada Sri-Sri lainnya di luar sana yang bernasib sama seperti dirinya. 

"Harapan saya semua ini dihentikan. Cukup. Biar saya jadi korban pertama dan terakhir," tutup Sri. (Sumber : Detik.com)

Pojok Islam – Kisah pilu ini disampaikan langsung oleh  Sri Rabitah, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lombok Timur – NTB. Berkeinginan mengadu nasib di negeri orang dengan harapan bisa pulang dengan membawa pundi-pundi rupiah demi masa depan dirinya dan keluarga, malah ia kehilangan ginjalnya saat bekerja di Qatar. 
Masih terdengar lemas suaranya saat berbincang-bincang. Ia kini tengah menanti proses operasi pengangkatan slang dari dalam tubuhnya. Operasi tersebut rencananya akan dilakukan pada Kamis (2/3) mendatang di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (27/2/2017), perempuan berusia 24 tahun itu mengatakan sudah ada pihak yang mendatangi dirinya untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya. 
"Sudah ada tadi dari kantor Bupati Lombok Utara," ungkap Sri. 

Merantau Jadi TKW, Malah Ginjal Hilang

Lika-liku cerita Sri Rabitah yang mencari rezeki di negeri orang memang terdengar miris. Awalnya ia dijanjikan oleh seseorang untuk bekerja ke Abu Dhabi. Dengan kemampuan financial seadanya yang dimilikinya, Sri memnuhi persyaratan yang diminta. 
Lalu, dari tempat tinggalnya di Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kayangan, Lombok Utara, Sri diberangkatkan ke Jakarta Timur. Selama empat bulan ia tinggal di perusahaan bernama PT. Falah Rima Hudaity. 

Hingga saat yang dijanjikan  tiba, Sri tak pernah sama sekali menginjakkan kaki di Abu Dhabi.
 Ia malah dikirim ke Doha, Qatar pada 2014 silam. Ia pun bekerja pada seorang majikan yang berasal dari Palestina. Kisah pilu Sri pun bermula. 

"Majikan saya orang Palestina, Madam Gada namanya. Yang laki-laki namanya Ahmad," kata Sri saat berbincang dengan detikcom, Minggu (26/2/2017). 

Saat sepekan bekerja di Madam Gada, ia dititipkan ke rumah ibu Madam Gada. Seorang kolega dari ibu Madam Gada mengatakan Sri akan pergi untuk memeriksakan kesehatan. 

Sri pun diantar ke rumah sakit. Selama perjalanan, ia tidak mengetahui akan menuju ke rumah sakit mana dan tindakan pemeriksaan apa yang dilakukan. Begitu sampai, infus pun sudah terpasang di lengannya. 

"Tanpa permisi, tangan saya tiba-tiba diinfus. Ini tumben pergi medikal (pemeriksaan, red) kok diinfus? “
Kata dokter, kondisi saya sedang lemah. Dia meminta saya untuk rileks dan slow saja," kata Sri.

Saat jarum infus menancap, Sri tak sadarkan diri dan kemudian tertidur. Begitu bangun, ia melihat sudah ada goresan pisau di perut kanan. Ia juga merasa sakit di pinggang sebelah kanan. 

Hanya sebulan ia tinggal di Qatar. Begitu ia pulang ke Indonesia, sakit di bagian pinggang tak kunjung sembuh. Barulah ia menyadari ada yang janggal pasca 'pemeriksaan medikal' yang terjadi di Doha. Ia pernah berada di meja operasi. Tiga tahun sudah ia merasakan sakit di pinggang kanan. Sri pun memeriksakan kondisinya ke RSUD Tanjung, Lombok Utara. Usai dirontgen, hasilnya membuat dirinya tercengang dan tidak percaya. Ginjalnya hilang satu. Ia pun harus memasang slang sebagai pengganti ginjal kanan. 

"Saya nggak ada harapan untuk kerja lagi. Cuma melanjutkan pengobatan saja sekarang. Kalau saya bekerja sudah sulit dengan satu ginjal," ucap Sri dengan nada suara pelan. 

Sri berharap agar tidak ada Sri-Sri lainnya di luar sana yang bernasib sama seperti dirinya. 

"Harapan saya, tolong praktik seperti ini dihentikan. Cukuplah, biar saya saja yang jadi korban pertama dan terakhir," tutup Sri. (Sumber : Detik.com)