Pojok Islam - Ketika memerlukan tenaga asisten rumah tangga, juru masak, sopir pribadi maupun karyawan di perusahaan, seorang atasan atau majikan biasanya akan melakukan test,
wawancara atau interview kepada yang bersangkutan mulai dari asal muasalnya, latar belakang keluarga, skill-nya dan hal-hal lain menyangkut
pribadinya.
Seorang calon pejabat tinggi negara seperti Kapolri, Ketua KPK, dan posisi lainnya sesuai rekomendasi Presiden, kepadanya akan dilakukan fit and propher test oleh
DPR.
Demikian pula halnya dengan memilih seorang teman atau sahabat.
Kita harus sangat berhati-hati dalam hal ini. Teman atau sahabat yang baik adalah teman yang membawa kepada manfaat dan bukan malah
menjerumuskan kita pada mudhorot (keburukan).
Sebuah kata-kata mutiara hikmah pernah disampaikan oleh Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad,"Jika engkau ingin memilih seorang manusia untuk kebutuhan
hidupmu, maka ujilah dengan perkara yang dengannya ia layak."
Hujjatul Islam Imam Ghazali menyebutkan setidaknya ada 5 kiat memilih teman atau sahabat yang baik, yakni :
- Ujilah akalnya, sebab akal adalah pokok dan modal utama dalam mendapatkan kebahagiaan dan keuntungan. Sebaliknya kebodohan adalah sebuah kerugian. Tukang masak yang tidak cakap hanya akan bisa membahayakan kesehatan majikan dan keluarganya. Sopir pribadi yang tidak mahir dalam mengendarai mobil hanya akan bisa mencelakakan tuannya dalam perjalanan.
- Uji akhlaknya, karena kini betapa banyak orang yang pintar secara intelektual tapi tidak pintar dalam kepribadian. Banyak orang yang cerdas secara akademis dengan titel berjubel, namun tidak dalam etika dan budi pekerti. Akhlak adalah ibarat farfum nan wangi. Semakin wangi aroma farfum, maka semakin tinggi dan mahal harganya.
- Kaji perbuatannya, maksudnya jangan mencari teman atau sahabat yang fasik serta senang melanggar ajaran Allah. Carilah teman yang taat pada- Nya dan jangan mencari sosok teman atau sahabat yang gemar berlaku bermaksiat. Dalam Surat An-Najm ayat 29 Allah SWT. berfirman :
فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّىٰ عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
Artinya:"Maka berpalinglah (Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami,dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi."
- Lihat akidahnya, sebab zaman semakin akhir semakin banyak ajaran-ajaran dan faham yang dari sisi luar tampak Islami tapi pada akhirnya malah menjauhkan kita dari ajaran Nabi SAW dan menimbulkan kemurkaan Allah SWT. Ikutlah pada ajaran para guru-guru dan masyayikh yang kita yakini sanad keilmuannya bersambung kepada Rasulullah SAW. Berhati-hatilah selalu agar virus-virus berbahaya tidak sampai menggerogoti faham yang telah kita anut (Ahlussunnah Wal Jama'ah). Teruslah mengaji dan belajar kepada para guru di sekitar kita yang kita tahu pasti ke-'aliman dan keilmuannya.
- Perhatikan cintanya pada dunia. Janganlah mencari teman dan sahabat yang terlalu tamak dan rakus pada dunia. 2 ciri khas manusia tamak adalah enggan memberi pertolongan kepada orang lain yang sedang susah, dan selalu berusaha menumpuk harta keduniaan dengan segala cara walaupun harus menendang, menerjang dan menginjak hak-hak orang lain. Orang yang serakah dan tamak tidak akan ada kata rugi dalam kamusnya, serta gemar menumbalkan orang lain demi keuntungan pribadinya.
Itulah tips memilih teman dan sahabat yang baik menurut Imam Ghazali Rahimahullahu Ta'ala. Semoga Cerita motivasi Islam kali ini semakin
menambah himmah (semangat) kita untuk menjadi orang yang lebih baik dan bisa berguna bagi orang lain. Sebab berguna bagi orang lain adalah prinsip
hidup mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan berguna dan memberi manfaat bagi orang lain, maka secara tidak langsung kita-pun telah
memberi manfaat buat diri sendiri.