Pesan Mulia Dibalik Rasa Lapar | Kalam Habib Syaikhan bin Ali As-segaff

Pojok Islam - Kalam Habib Syaikhan bin Ali Assegaff tentang pesan mulia dibalik rasa lapar ini, telah beliau sampaikan 1 abad lalu ditujukan kepada orang-orang mampu tapi masih belum memiliki sensitifitas dan empati terhadap kaum dhu'afa.

Berikut petikan kalam beliau:

Lapar dan Kenyang
Tiada yang lebih nista dari lisan dan faraj tatkala keduanya menerjang dosa.
Dan muara dari segala kenistaan tak lain dan tak bukan adalah perut. Ketika perut terisi penuh, seluruh anggota tubuh akan berat melaksanakan ketaatan. Sebaliknya, manakala perut dalam keadaan kosong, seluruh badan akan ringan untuk beribadah.

Pesan Mulia dibalik Rasa Lapar

Baginda Nabi SAW senantiasa mengganjal perutnya dengan batu, demi menahan rasa lapar. Begitu pula dengan para nabi dan rasul yang lain. Mereka telah terbiasa dengan keadaan lapar. Hikmah-hikmah itu bersumber dari rasa lapar, sedang lupa diri disebabkan oleh perut yang kekenyangan.

Lapar adalah bagai sabun yang membersihkan dan mensterilkan hati. Aroma mulut orang yang bertaqwa dan terbiasa lapar, jauh lebih wangi di sisi Allah daripada aroma minyak yang paling harum sekalipun. Lapar adalah jalan hidup para sahabat, tabi'in, para pengikut tabi'in sampai pada hari akhir nanti.
Sedang berfoya-foya adalah tradisi penguasa lalim. Mereka senantiasa bergelimang makanan, buah-buahan, pakaian mewah, kekuasaan dan keangkuhan.

Berderma
Ketika engkau sedang menyantap hidangan, ingatlah keadaan mereka yang sedang didera kelapatan. Cukupilah kekurangan mereka.Bantulahkebutuhan mereka. Beri mereka makanan seperti yang biasa engkau makan, Beri mereka pakaian seperti yang biasa engkau kenakan.

Allah menciptakan kefakiran sebagai ujian bagi mereka yang berharta.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman :
"Segala harta hakekatnya adalah harta-Ku. Kaum faqir miskin adalah keluarga-Ku. Orang-orang kaya adalah wakil-Ku. Barangsiapa bersikap kikir kepada keluarga-Ku, akan kutimpakan padanya bala'-Ku. Tak sedikitpun Aku peduli."

Sabda Nabi SAW :
"Para pedagang sejatinya adalah orang-orang yang lacur kecuali mereka yang begini dan begitu."

Beliau mengatakan begitu sembari mengisyaratkan tangan ke kanan dan ke kiri dengan sikap seolah memberi sesuatu. Maksud beliau adalah orang yang gemar berinfaq, berderma dan memberi di jalan  Allah SWT.

Ada suatu simpanan yang sangat berharga, manakala dirimu telah dikuasai perasaan tamak, berdzikirlah kepada Allah SWT. Orang yang gemar berdzikir adalah anggota Majelis Allah SWT. Barangsiapa ingat kepada Allah, maka Allah akan selalu ingat dan menyertainya. Ketika Allah ingat dan menyertai seseorang hamba, maka Ia ilhamkan rasa gemar berdzikir kepadanya.

Apa sebenarnya yang akan kita rebut dari kerakusan kita? Bukankah kita tercipta dari tanah dan akan kembali ke tanah?
Ketahuilah, segala yang wujud di permukaan tanah sejatinya terhitung pula sebagai tanah, tidak ada apa-apanya.

Kalam Habib Syaikhan tadi sungguh mengandung hikmah untuk jadi bahan renungan secara mendalam bagi kita. Bahwa betapa harta tiada nilainya bila hanya sekedar ditumpuk. Harta akan sangat berarti bila didermakan dan dibagi. Rasa kenyang kita pada hakekatnya adalah penghinaan bagi saudara-saudara kita yang senantiasa dalam kondisi kekurangan dan kelaparan.
Semoga kalam Habib Syaikhan bin Ali As-segaff tentang pesan mulia dibalik rasa lapar tadi bermanfaat bagi kita sekalian. Aamiin