Maulid Nabi : Bukan Bid'ah Dan Bukan Syirik..!!


Pojok Islam - Bukan maksud untuk beradu argumen atau menyanggah opini orang yang anti maulid serta bukan pula untuk membela diri dari hujatan mereka yang mengatakan Maulid Nabi adalah bid'ah dan syirik. Dan bukan pula sok tahu bagaimana sebenarnya hukum merayakan Maulid Nabi.

Memang terdapat beragam pendapat mengenai hukum memperingati Maulid Nabi SAW, khususnya di bulan Rabiul Awal ini. Terdapat pendapat segelintir orang yang mengatakan bahwa hukumnya bid'ah bahkan syirik.
Tentu pendapat ini membuat resah gelisah sebagian besar muslim lainnya yang sudah biasa bermaulid, entah di bulan R. Awal maupun di kesempatan-kesempatan lainnya. Mereka melakukan itu sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada beliau SAW.

Maulid Nabi bukan bid'ah dan bukan syirik

Fakta Fatwa Para Ulama
Ulama-ulama besar terdahulu yang telah diakui kepakaran dan keluasan ilmunya, lebih banyak yang memberi pandangan dan sikap positif terhadap peringatan Maulid. Bahkan nyaris tidak ada diantara mereka yang mencela atau menistakan peringatan Maulidurrasul. Asal didasari niat lurus, maka acara maulid adala kegiatan yang bernilai ibadah.

Syekh Ibnu al-Jauzi berkata,"Peringatan Maulid memiliki khasiat, yakni memberikan rasa aman di tahun peringatan itu, mempermudah pencapaian segala cita dan harapan".

Syekh Ibu Taimiyyah berkata dalam kitabnya Manhaj as-Salaf fi Fahmii al-Nushuush bain al-Nazhariyyah wa al-Tathbiiq,"Mengagungkan maulid dan menjadikannya sebagai sebuah musim seperti dilakukan orang-orang adalah seuatu ikhtiyar bernilai pahala besar karena adanya niat baik dan pengagungan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW".

Imam Nawawi dalam salah satu karyanya, Al-Ba'its 'ala Inkari Bida' wal Hawadits berkata,"Bid'ah yang paling elok di zaman kita ini adalah amal-amal yang dilakukan tepat di hari lahirnya Baginda Nabi SAW, baik berupa amal kebaikan, shadaqah, dan menyenangkan hati orang lain. Semua itu mencitrakan rasa cinta dan penghormatan kepada baginda Nabi SAW di hati para pelakunya".

Dr. Yusuf Qardhawi berkata,"Ada beberapa acara maulid yang aku nilai bermanfaat bagi kaum muslimin. Kita tahu para sahabat nabi tidak pernah memperingati maulid, juga peristiwa hijrah dan perang badar. Kenapa? Karena semua peristiwa itu mereka alami sendiri. Mereka hidup bersama Rasulullah. Beliau senantiasa ada dalam hari mereka, dan tidak sesaatpun hilang dari benak mereka".

Imam as-Suyuthi dalam salah satu risalahnya Al-Badi'ah, Husnul Maqsid fii 'Amalil Maulid berkata,"Pada dasarnya peringatan maulid yang lazim dihadiri orang banyak dan diwarnai bacaan Al-Qur'an, riwayat hadits mengenai permulaan kehidupan Baginda Nabi dan segala keajaiban yang terjadi di detik-detik kelahiran beliau, lalu ditutup dengan acara makan-makan bersama, menurutku adalah bid'ah hasanah yang pelakunya mendapat pahala sebab penghormatannyta pada keduudukan NAbi SAW dan sikapnya yang menunjukkan senang atas kelahiran Nabi SAW".

Sayyid Muhammad 'Alawi al_Maliki dalam salah satu karangannya Mafaahiim Yajib an Tushahhah berkata,"Pada pokoknya berkumpul untuk mengadalkan maulid Nabi merupakan sesuatu yang sudah lumrah terjadi. Tapi hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang mengandung banyak kegunaan dan manfaat, yang akhirnya kembali kepada umat sendiri dengan beberapa keutamaan di dalamnya. Sebab kebiasaan iru memang dianjurkan dalam syara' secara parsial (bagian-bagiannya)..
Sesungguhnya perkumpulan itu adalah sarana yang baik untuk berdakwah sekaligus merupakan kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan".

Dan masih banyak lagi fatwa para ulama yang mendukung peringatan maulid. Mereka umumnya berpendapat bahwa segala ikhtiyar yag dilakukan untuk mengagungkan sosok Nabi SAW adalah amal yang pasti diganjar pahala oleh Allah. Maulid itu bukan bid'ah dan bukan syirik.
Kalau mereka sudah berfatwa demikian, masihkan ada keraguan dihati kita..?
Karenanya mari semarakkan terus hari lahir Nabi Muhammad SAW di bulan Rabiul Awwal ini dengan meriah dan penuh khidmat demi membahagiakan Beliau SAW. Shollu 'alannabi Muhammad.