إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اعوذبالله من الشيطان الر جيم
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumulloh
Melalui mimbar yang mulia ini, saya mengajak dan menyerukan kepada segenap jamaah, marilah kita sekalian meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT baik secara lisan maupun perbuatan, sebagai pembuktian iman kita kepada Al-Khaliq.
Dengan menjaga lisan dan perbuatan kita, maka insyaallah kita akan mendapatkan keuntungan yang besar baik yang akan kita rasakan langsung di dunia, maupun akan kita peroleh di akhirat.
Maasyirol musliminrahimakumullah
Tema khutbah jumat kali ini adalah: LURUS DAN BENAR DALAM UCAPAN DAN PERBUATAN.
Kurang lebih 14,5 abad yang lalu, junjungan kita Baginda rasulullah Muhammad SAW dilahirkan. Nama yang kini disebut-sebut ratuan juta umat manusia dengan penuh decak kekaguman.
Dengan budi luhur, ilmu pengetahuan, sikap ksatria dan ketekunan, beliau menyebarkan islam dengan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam.
Rahmat dan kasih sayang yang bukan hanya dirasakan oleh sahabat, pengikut dan umat beliau saja, bahkan bukan hanya manusia saja.
Sebelum dunia mengenal adanya organisasi penyayang binatang, Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadits :
“Apabila kalian mengendarai binatang, penuhilah hak-haknya dan janganlah menjadi syetan-syetan terhadapnya.”
Hadits Nabi SAW pada kesempatan yang lain :
“Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka, dimana ia mememelihara seekor kucing tapi tidak diberinya makan, dan juga tidak ia lepaskan untuk mencari makan sendiri.”
Disisi lain, sebelum dunia mengenal istilah kelestarian lingkungan hidup, Nabi Muhammad telah menganjurkan untuk hidup bersahabat dengan alam.Tidak dikenal istilah penundukan alam dalam ajaran beliau., karena istilah ini akan dapat menimbulkan dan mengantarkan manusia kepada sikap sewenang-wenang, penumpukan tanpa batas dan tanpa pertimbangan akan asas kebutuhan dan manfaat.
Istilah yang digunakan oleh beliau adalah “Allah memudahkan Alam Untuk Dikelola Manusia.”
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 32-34 :
Artinya : "Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
Maasyirolmuslimiin rahimakumulloh
Jika kemudian kita bertanya pada dirikita saat ini,”Terasakah kinihmat dan kasih saying Allah dalam segala aspek kehidupan kita?”
Kita mungkin akan terdiam.
Tapi jika menoleh pada dunia Islam pada umumnya, nampaknya jawaban dengan menggelengkan kepala lebih tepat daripada menggangguk.
Mungkin sebagian sebabnya adalah karena sikap mental kita yang belum terbentuk sepenuhnya sesuai dengan pola yang dikehendaki oleh ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Atau karena ajaran-ajaran yang kita laksanakan masih pada sebatas pada ritual-ritual saja dan belum menyentuh segi sosial ekonomi.
Kalaupun sudah tersentuh, mungkin belum kita laksanakan secara teratur dan terorganisir.
Maasyirol muslimin rahimakumulloh
Rasulullah diutus dengan misi membawa rahmat bagi semesta alam, dan itu beliau laksanakan dengan penuh tanggung jawab serta lurus dan benar dalam ucapan dan perbuatan beliau.
Dan itulah salah satu kunci sukses beliau dalam menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia.
Dalam hal ini. Allah SWT juga memerintahkan kepada kita untuk berucap dengan kata-kata yang lurus an benar.
Firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Artinya :"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (QS. Al-Ahzaab : 70-71)
Mari kita renungkan bahwa dalam banyak kejadian dan peristiwa besar, akan bermula dari kesalahan perkataan atau lisan.
Mari kita renungkan bahwa dalam banyak kejadian dan peristiwa besar, akan bermula dari kesalahan perkataan atau lisan.
Ucapan dusta, ucapan yang dilontarkan seseorang dengan maksud tersembunyi ataupun ucapan yang dilontarkan seenaknya tanpa memikirkan keresahan yang ditimbulkan orang lain tentulah bukan “qoulan sadiidaa” sebagaimana yng dimaksud ayat tadi.
Maasyirol Muslimiin rohimakumulloh
Apakah kemudian yang dijanjikan Allah manakala orang-orang yang beriman telah bertaqwa dan mampu berkata-kata benar?
Yang pertama : Allah akan meluruskan amalan-amalan kita (Yushlih lakum a’maalakum).
Seorang muslim yang baik akan menyadari bahwa seberapapun amalnya, tentu disana-sini masih penuh dengan kekurangan dan cacat cela. Kita juga tidak pernah tahu, apakah amalan kita diterima atau tidak oleh Allah.
Namun ketika amalan-amalan itu diluruskan oleh-Nya, maka insyaallah disitulah letak jaminan penerimaannya.
Yang kedua : Diampuninya dosa-dosa kita (Yaghfir lakum dzunuubakum)
Rasulullah SAW yang ma’shum saja masih memohon ampun kepada Allah tidak kurang dari 70 kali dalam semalam. Bagaimana dengan kita ?
Jaminan Allah tentu sangat membesarkan hati kita.
Digunakannya bentuk jama’ (dzunuub) menunjukkan bahwa pastilah dosa dan kesalahan kita tidak terhitung jumlahnya.
Nampaknya amal sholeh kita yang belum pasti lurus memang perlu diluruskan, dan dosa-dosa kita yang teramat banyak haruslah kita mohon agar mendapat pengampunan.
Syaratnya, kita harus bertaqwa kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan sungguh beruntunglah orang yang mampu berkata lurus dan benar dalam ucapan dan perbuatannya. Sebab dipenghujung ayat, Allah janjikan kesuksesan yang luar biasa yakni Allah akan berikan mereka kemenangan yang besar.
Semoga Allah SWT selalu menjaga hati dan lisan kita, membukakan selalu pintu petunjuk-Nya sehingga kita mampu berbuat yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga serta tentunya bagi kejayaan Islam. Aamiin yaa robal ‘aalamiin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ